Langsung ke konten utama

24 JAM


Sebuah kisah, seorang gadis yang membutuhkan uang. Bukan karna pergaulan yang memaksanya untuk lebih banyak uang. Apalagi biaya hidup keluarga.

Gadis ini tinggal ditengah keluarga yang orangtuanya cukup punya uang untuk makan setiap hari dan membeli baju lebaran saat akan tiba hari raya. Di samping, dia seorang broken home.

Karna, orangtuanya cukup punya uang. Saudara yang tak cukup uang pun dipenuhi setiap bulan. Sampai kebutuhan gadis ini tak bisa tertutupi.

Semakin dewasa seseorang, maka lebih banyak uang yang dikeluarkan. Pulsa, kumpul dengan teman, dan make-up karna dia seorang gadis muda.

Hampir, semua orang tua menganggap kebahagiaan bisa di dapatkan di rumah. Lalu, bagaimana dengan si gadis yang seorang broken home, tinggal di rumah baru? Seperti apa kebahagiaan yang didapat?

Apa orangtua itu, sudah mendapatkannya di rumah? Sampai bisa berpendapat demikian. Toh, kumpul dengan teman kantor di restauran terasa lebih nikmat, kan?

Apa maksud kebahagiaannya seperti, punya masalah di kantor dengan atasan atau bawahan, di bungkus lalu, diberi ke anak-anaknya?

Dengan sumpah serapah penuh sampah, dikeluarkan sampai kotoran terkecil ditunjukan! Apa seperti itu?

Apa tugas seorang anak, menampung cacian itu sampai penuh? Kesalahan sedikit saja dipermasalahkan.

Kalau dulu, saat gadis itu masih kecil, sang penyair berkata, "Kata mereka diriku, selalu dimanja.. Kata mereka diriku, selalu ditimang.."

Come on dude, masih kecil kalau gak dimanja, diapakan? Gaplok? Kalau ga ditimang, diapakan? Banting? Itu kata mereka, yang merasakan gadis itu.

Gadis ini bercerita, dia pernah hampir di gorok, lehernya. Padahal, orangtuanya yang bermain gila.

Kenangan mana kira-kira yang selalu terngiang? Ucapan. Saat orangtua si gadis bilang, "Monyet, lu!" dengan nada penuh penegasan. Garis-garis urat diwajah diperlihatkan. Suara yang gemetar.

Daripada, saat pisau itu hampir menancap!

Gadis itu lebih baik menerima tamparan karna emosi sesaat daripada sumpah serapah. Karna, rasa sakit fisik lebih cepat mengering daripada fikiran yang terendam kata-kata cacian.

Kini, gadis itu merenung di hadapan cermin. Tentu, dia beragama. Depresi mulai mengincarnya. Percobaan bunuh diri pun sering terlintas.

Kumpul dengan teman, menceritkan semua masalah dengan orang terdekat. Yang tau, bagaimana diri gadis itu. Saran, dari seorang psikolog.

Orangtua fikir, mereka yang paling tau bagaimana sifat dan sikap anaknya? Yang tidak 24jam bersama. Lucu!

Kumpul dengan teman, butuh uang! Siapa yang jaman sekarang hanya duduk mendengarkan minum segelas air mineral? Kentang goreng dan soda terasa cukup.

Si gadis meminta uang pada orangtuanya yang cukup punya uang. Tidak diberi. Bahkan untuk sebulan sekali? Gadis itu, harus mengais.

Apa dengan cara begitu, bisa mengajarkan anak pintar mengelola uang? Menghargai orangtua yang mencari nafkah? Untuk satu bulan sekali? Bukan kah keterlaluan?

Si gadis pun, melalui fikiran yang sulit untuk mendapat uang. Menjual emas milik orangtuanya? Menarik selembar di dompet orangtuanya ketika bulan berada di atas kepala?

Itu salah. Si gadis tersadar. Menghubungi temannya bercerita apa yang sedang dipertimbangkannya, temannya malah menyuruh menjejalkan diri. Diberi lah duabelas angka itu dengan si pria yang mampu membelinya.

Si gadis mulai menikmati. Uang yang dia dapat lebih banyak. Kumpul dengan teman melepas stres tidak perlu berfikir ongkos. Toh, orangtua tidak bersama si gadis selama 24jam, kan?

Ini bukan kisah bagaimana nanti si gadis mendapat karma. Apalagi kisah bagaimana si gadis tidak beragama. Atau bahkan, si gadis tidak memikirkan tentang si orangtua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH SHOOTING SCRIPT

SHOOTING SCRIPT NO. VIDEO AUDIO KETERANGAN 1. Pemandangan dan suasana kota tua MUSIK INSERT 2. Roda kendaraan yang lewat MUSIK INSERT 3. Kendaraan dan jalan kota tua MUSIK INSERT 4. Kaki pengunjung kota tua MUSIK INSERT 5. Keramaian kota tua MUSIK INSERT 6. Seniman kota tua MUSIK INSERT 7. Wajah seniman seniman kota tua MUSIK INSERT 8. Pedagang kaki lima kota tua MUSIK INSERT 9. Café batavia (Panning tulisan café) NARASI PENJELASAN BATAVIA 10. Café batavia (Button up dari depan café) NARASI PENJELASAN BATAVIA 11. Foto Batavia (zaman dulu) NARASI PENJELASAN BATAVIA

CONTOH BREAKDOWN DARI SCENE

Tugas membuat Break Down dari scene yang diberikan ! Scene: SCN=017. EXT.SEBUAH JALAN_MALAM -FAUZAN, -TONO, -JOKO, -BAGUS                 SOSOK MIRIP POCONG TIBA-TIBA TERJATUH DARI ATAS POHON DAN TERGANTUNG DISITU. TONO, BAGUS, DAN JOKO KAGET. BAGUS DAN JOKO LANGSUNG LARI KETAKUTAN. SEMENTARA TONO TAMPAK GEMETARAN. intaangd.blogspot.co.id TONO LARI TERBIRIT-BIRIT SAMBIL BERTERIAK. FAUZAN TERTAWA LEPAS DI ATAS POHON SAMBIL MEMEGANG TALI TANG DIPAKAI UNTUK MENGIKAT GULING YANG DISANGKA POCONG. FAUZAN TURUN MENGAMBIL BUKU TONO. FAUZAN                 Lumayan.. tinggal nyontek (tertawa lepas) intaangd.blogspot.co.id intaangd.blogspot.co.id intaangd.blogspot.co.id intaangd.blogspot.co.id BREAK DOWN NO EPISODE SCN PEMAIN E/I D/N SETTING PROPERTY COSTUM KET 17 - 17 FAUZAN EXT N SEBUAH JALAN TALI - DI

CONTOH SHOTLIST ILM

NO SCENE SHOT TOS VIDEO AUDIO 1 EXT. GANG WARKOP-DAY 1 FS ALIYAH, ADFIL & KRISTIN MENGGUNAKAN KEBAYA KELUAR DARI GANG DAN TERLIHAT SENANG ILUSTRASI 2 EXT. DI DEPAN WARKOP-DAY 2 MS DINI, SANDRA & VIKA MEMAKAI BAJU BIASA SEDANG DUDUK SAMBIL MENGOBROL ATM-ILUSTRASI 3 FS ALIYAH. ADFIL & KRISTIN MENGGUNAKAN KEBAYA DAN DINI, SANDRA & VIKA MEMAKAI BAJU BIASA BERPAPASAN intaangd.blogspot.co.id ATM 4 CU DINI MENYELA ALIYAH, ADFIL, KRISTIN YANG MENGGUNAKAN KEBAYA ATM 5 MCU KRISTIN MENJAWAB ATM 6 MCU ALIYAH MENJELASKAN BCKSND 3 INT. KAMAR-DAY 7 KS ADFIL PAKAI BAJU