Langsung ke konten utama

NASKAH DRAMA MY FIRST LOVE





FIRST LOVE

SINOPSIS

          Seorang gadis bernama Kintan Putri Subianto(25) adalah gadis yang sukses dengan karirnya, dia adalah pembisnis internasional sekaligus penulis terkenal Korea-Indonesia. Dia tinggal dengan rumah besar dan mewah bersama ayahnya, ayahnya bernama Andi Subianto(53) yaitu seorang BusinessMan mempunyai perusahaan terbesar di Indonesia yang terkenal di dunia maupun di negaranya. Kintan adalah seorang yang baik hati, cerdas, dan berkepribadian baik, namun karena suatu hal yaitu, ibunya yang bernama Siska Suci Jelita(49) yang meninggalkannya untuk pergi ke Jepang karena pekerjaannya sebagai dokter sejak saat itu Kintan tidak ingin menemui ibunya dan sikapnya berubah menjadi cengeng, jika ada masalah selalu dipendam dan difikirkannya saat ia tidur. Alasan ibunya meninggalkan Kintan dan keluarganya karena tugasnya sebagai seorang dokter dan mencintai lelaki lain. Kintan mempunyai sahabat yang bernama Dony Prakoso(25) seorang yatim piatu dan selama ini yang merawatnya hingga sukses adalah ayahnya Kintan. Dony adalah sahabat kecil Melisa, mereka selalu bersama-sama, namun tidak ada rasa cinta diantara mereka. Kintan dan Dony saling melindungi satu sama lain. Selama masa remajanya, Dony tinggal di Amerika dari usia 16-19, lalu dilanjutkan tinggal di Korea dari usia 20-24. Alasan Dony tinggal di luar negeri karena permintaan Andi. Tidak hanya Doni yang pernah tinggal di luar negeri, Kintan juga pernah namun hanya beda 1 tahun, Kintan tinggal di Amerika usia 17-19, ketika usia 21-24 ia melanjutkan ke Korea bersama Dony. Selama di Korea yang membantu menterjemah naskahnya adalah Dony. Karena Kintan belum terlalu fasih bahasa Korea.
            Selama hidupnya Kintan tidak pernah melupakan cinta pertamanya yaitu, Arif Setyo Wicaksono(25), walaupun ia sudah berpaling dengan cara menjalin hubungan dengan laki-laki lain dia tetap tidak bias melupakan Arif. Arif juga adalah seorang BusinessMan terkenal, ia menjadi seorang pembisnis karena menuruni ayahnya. Arif juga tidak bias melupakan cinta pertamanya walaupun ia sudah mengatakan pada beberapa wanita bahwa Arif mencintai wanita itu, namun tetap saja bayangannya adalah cinta pertamanya yaitu Kintan Putri Subianto. Suatu waktu, mereka berdua saling bertemu dalam rangka bekerja sama. Arif menyadari nama Kintan dan menyuruh suruhannya untuk mencari informasi Melisa dengan sangat detil. Melisa juga merasakan hal ganjil saat mereka pertema berkenalan dan menyadari nama Arif, namun elisa tidak memikirkannya karena ia berfikir nama Arif itu banyak. Hati Kintan merasa ingin lebih kenal lelaki itu, namun Kintan tidak menghiraukannya.
            Suatu waktu, Kintan dan Arif sudah saling menyadari dan akan membangun hubungan, namun Arif sudah terlanjur menyatakan perasaannya kepada wanita lain walau rasa cintanya tidak sebesar rasa cinta Arif kepada Kintan, nama wanita itu yang tidak lain adalah Sahira Zahra(25) yaitu seorang model majalah dan penulis scenario sinetron seperti Kintan, ia juga sekaligus teman SMA Kintan, konflik pun terjadi. Namun tetap saja Kintan yang akhirnya bersanding dengan Arif, dan Dony dengan Sahira, karena tidak disetujui maka hubungan Dony dan Sahira putus. Dan Kintan juga berjanji kepada ayahnya untuk menemui ibunya dengan syarat terakhir kali dalam seumur hidupnya.









 CONTOH NASKAH, DILARANG COPAS/MENYALIN SELURUH ISI BLOG











FADE IN/FADE OUT:
SCENE 01.EXT.D.-
CAST: KINTAN(kecil), ARIF(kecil), FIGURAN

            Terdengar rintik hujan kecil, air menetes dari sehelai daun di taman, air hujan mulai deras, angin menerpa bunga hingga terbang menabrak jendela rumah, air hujan meluncur dari balik jendela, taman bermain di tengah kota sepi, ayunan bergerak karena angin menerpa, air menyiprat ke taman bermain karena sebuah mobil dengan cepat melewati genangan air, 4 buah kaki mungil menyipratkan lagi ke dalam taman bermain, terdengar 2 orang anak kecil tertawa terbahak-bahak, namun taman masih terlihat sepi. Hujan telah terhenti, air sungai berhasil melewati bebatuan di sungai kecil, klakson mobil berbunyi, di tengah kota (ekstabilish), lampu lalu lintas berwarna merah, orang berlalu lalang keluar masuk dari sebuah mall terbesar di kota itu, sebuah buku menarik perhatian yang berjudul ‘Cinta Pertama, dimana kamu?’, asap dari sebuah makanan yang dibakar, orang-orang berlalu lalang mengikuti tujuannya, air meluncur dari sebuah lampu mobil.
CUT TO:

SCENE 02.INT.N.PENGANUGERAHAN KARYA dan TEMPAT PARKIR
CAST:  KINTAN, DONY, FIGURAN

            Air mata telah meluncur keluar dari mata seseorang melewati pipinya lalu menetes, tepuk tangan bersorak ramai menyelimuti kehangatan malam itu, seorang lelaki tersenyum senang, penonton bersorak menyebut nama ‘Kintan’, pita warna warni bertebaran, piala itu diangkat oleh tangan cantik itu. Wanita itu lalu menuju tempat parkir dengan seorang lelaki yang telah tersenyum padanya tadi.

Dony: “selamat tuan putri” (membukakan pintu mobil).
Melisa: (tertawa kecil) “kau ini” (melirik dengan tajam lalu masuk kedalam mobil).
Dony: “Menurutmu apa yang akan ayah katakan nanti?” (tersenyum sambil terus memperhatikan jalan).
Melisa; “seperti biasa” (tersenyum manis dengan lirikan menggoda).
Dony: “haha.. kamu benar” (tertawa kecil) “ah.. karena kamu mendapatkan penghargaan lagi, maka aku juga harus mendapatkannya, hm.. malam mini juga”
Melisa: “haha.. baik, aku akan mentrakirmu makan sushi”
Dony: “haha.. penghargaan itu maksudku” (melirik).

            Dony mentancapkan gas lebih cepat lagi.
CUT TO:

SCENE 03. D.INT.KANTOR
CAST: KINTAN, ANDI, DONY, FIGURAN

            Pagi hari nan cerah, matahari menunjukan sinarnya. Terlihat dibalik jendela kantor Kintan sedang rapat mengenai produk yang akan dipasarkan dengan serius.

Melisa: “produk apa yang akan kita pasarkan selanjutnya?”
Ali: “parfume dan tas wanita”
Melisa: “apa kita akan mengeluarkan (berhenti sejenak) uang lagi?”
Dony: “tidak, produk tersebut yang akan membayarnya”
Melisa: “setengah?”
Dony: “ya” (menunduk)
Melisa: (menghempaskan nafas panjang) “ok, berapa yang akan diberikan kepada kita?”
Dony: “200 jt”
Ali: “kita masih bisa memperhitungkannya lagi jika anda tidak menyukai jumlahnya”
Melisa: “memangnya berapa yang akan kita tambahkan?”
Ali: “ada diberkas yang telah saya berikan”
Melisa: “saya tahu, tapi saya ingin anda menyebutkannya” (sambil memeriksa berkas itu).
Ali: “lim...”
Melisa: “tunggu.. siapa yang telah menerima produk ini sementara aku belum tahu?”
Syahrul: “maksudnya? Apa ada masalah dengan produk itu?”
Melisa: “anda periksa sendiri” (melempar berkas itu dihadapannya)”
Syahrul: (membaca sejenak) “apa ini? Saya tidak tahu tentang ini”
Melisa: “bagaimana anda tidak tahu, sedangkan anda yang telah menyiapkan semuanya” (dari suara pelan ke suara lantang)
Dony: “biar saya periksa” (mengambil berkas dari tagan Syahrul)
Melisa: “kau! Kau adalah satu-satunya orang di perusahaan ini yang mengatur keuangan, kenapa kau tidak tahu?” (menatap Syahrul dan dengan suara lantang)
Dony: “apa ini, bahkan berkas ini belum sampai ke tangan saya, siapa yang akan memakan uang sebanyak ini?”
Melisa: “siapa? Cepat katakan” (suara lantang)

            Semua terdiam, pelaku yang ada di tempat panic.

Melisa: “ok, jika tidak ada yang megakuinya, segera panggil pemimpin perusahaan produk tersebut dan selidiki siapa yang memakan uang dari jumlah aslinya” (berdiri dan membawa berkas itu kembali)
Syahrul: “iya, saya akan mengaturnya kembali”

            Melisa pergi menuju ruangannya.
CUT TO:

            Melisa masuk ke dalam ruangannya, ia melihat penghargaan itu, lalu meletakan di lemari penuh piala dan piagam penghargaan. Terlihat Andi memasuki ruangan Melisa.

Andi: “apa kau tidak bosan?” (mengambil berkas rapat di meja)
Melisa: “aku tidak akan berhenti sampai semua ini tidak menghasilkan uang” (mengambil berkas yang dipegang Andi).
Andi: “kau sudah memiliki perusahaan ini, terkenal di dunia bisnis internasional, apa itu masih kurang?”
Melihat: “ayah ku sayang.. sudah kukatakan dari awal, ini hobiku, aku akan terus menulis apapun imajinasi yang terdapat di otakku, dan aku tidak ingin hanya terkenal di dunia internasional intaangd.blogspot.co.id karena bisnis, aku juga ingin terkenal dengan karyaku”
Andi: “hm.. lakukan terus apapun yang ingin kamu lakukan, asal itu tidak melanggar aturan”
Melisa: “baik pak direktur” (hormat)
Andi: “siapa yang direktur disini?” (tersenyum)

            Mereka berpelukan dengan manja dan tertawa, lalu datang lah Dony.

Dony: “ehem..”
Andi: “Dony.. calon menantuku tersayang..” (melirik ke arah Kintan dan tersenyum).
Melisa: “ayah..”
Dony: “haha.. maaf, aku sudah punya yang lain dan lebih cantik dari Kintan” (dengan nada meledek).
Melisa: “ah.. benarkah? Apa kamu bisa berpaling dariku?” (melepas ikat rambutnya)
Dony: “tentu saja, ingat.. kamu itu tidak cantik” (dengan nada meledek)
Melisa: “kamu ini!! Ayah..” (dengan nada manja)
Andi: “lakukan apa yang kamu sukai selama itu tidak melanggar aturan, kau juga Dony” (mengedipkan mata sebelah kepada Dony)
Dony: “siap pak direktur”

            Mereka tertawa bersama.
CUT TO:

SCENE 04.INT.N.KAMAR MELISA
CAST: KINTAN, ANDI
            Purnama menunjukan cahaya sejuknya. Suara ketikan keyboard berbunyi sesuai apa yang ditampilkan di desktop. Melisa sedang merangkai kata menjadi sebuah naskah sempurna yang akan di produksi. Obat penahan tidur dan obat lainnya tergeletak di samping laptopnya. Andi masuk ke kamar Melisa.

Andi: “hari ini kau sudah bekerja keras, kenapa kau masih belum tidur? Apa pekerjaan ini lebih penting dari kesehatanmu?
Melisa: “ayah.. sesuai apa yang ayah katakan, aku sudah mengatur waktu, jam berapa saja aku harus melakukan kegiatan dan pekerjaan ku sehari-hari, ayah tidak perlu khawatir, aku bisa jaga diri dengan baik”
Andi: “apa itu bisa ayah percaya?”
Melisa: “ayah...” (tersenyum dengan manja)
Andi: “baik.. jangan lupa terus minum obatmu” (memukul pelan pundak Kintan).
CUT TO:

SCENE 05.INT.N.KAMAR ANDI
CAST: ANDI

            Andi masuk ke kamarnya, dan mendapat panggilan telfon, Andi berbicara dengan serius dengan menghadap ke jendela kamarnya dan memandang di sekitar tempat itu.

Andi: “keadaannya baik-baik saja sekarang kau tidak perlu khawatir”
Andi: “kau tidak perlu kesini dan menemuinya”
Andi: “apapun yang terjadi biar aku yang merawatnya”
Andi: “dia tidak akan mau bertemu denganmu, bahkan sehelai rambut pun. Selamat malam” (langsung mematikan telfon dan tetap memandangi pemandangan malam dari jendela besar kamarnya).
CUT TO:

SCENE 07.INT.D.PRODUCTION HOUSE
CAST: KINTAN, BAYU(SUTRADARA), HAKIM(PRODUSER)

            Terlihat Kintan sedang menjelaskan naskahnya kepada sutrada, produser, dan crew penting lain. Sang produser menyetujuinya, sang sutradara pun tertarik, begitupun dengan crew lain. Rapat selesai. Kintan mendapatkan telfon dari serketarisnya yaitu Fanny. *handphone berdering* sang sutradara, produser dan crew lain masih memeriksa naskah. Kintan izin keluar untuk mengangkat telfon.

Kintan: “ada apa?”
Fanny: “pemimpin perusahaan produk akan menemui kita jam makan siang nanti”
Kintan: “apa? Bagaimana? Aku masih sibuk disini”
Fanny: “dia bilang tidak bisa bertemu lagi selain nanti siang, karena dia harus ke Shanghai sore ini”
Kintan: “hmm.. ok, siapkan baju yang pantas, sepatu dan semuanya, aku akan kesana dalam 20 menit” (mematikan telfon).

            Kintan masuk ke dalam ruang itu lagi.

Hakim: “seperti sebelumnya, tidak ada cacat sedikitpun dan sempurna, sepertinya kamu mempunya sentuhan tangan ajaib”
Kintan: “ya memang benar, dan tangan ini mahal” (wajah meledek produser)
Hakim: “haha.. saya mengerti”
Kintan: (mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum).

            Rapat usai, Kintan pamit karena ada urusan mendadak, dia dengan cepat mengendarai sepeda motornya menuju kantor.
CUT TO:

SCENE 08.INT.D.KANTOR
CAST: KINTAN, FANY, SATPAM
            Kintan tiba di kantor dan menyuruh satpam untuk memakirkan motornya. Satpam tersebut tidak mengenali Kintan karena Kintan menunduk dan menggunakan topi, sang satpam pun mendorong Kintan agar tidak masuk ke dalam kantor. Kintan kesal, dan menunjukan wajahnya. Dengan sepontan sang satpam terkejut dan langsung membiarkan Kintan masuk, Kintan berlari menuju ruangannya. Fanny terkejut melihat penampilan Kintan.

Kintan: “mana bajuku?”
Fanny: “ini” (memberikan sebuah bingkisan berisi baju dan sepatu”
Kintan: “siapkan kendaraan dan kita berangkat dalam 30 menit” (Kintan berlari ke dalam bilik untuk mengganti pakaiannya)
Fanny: “tapi, tempat itu cukup jauh”
Kintan: “dimana?” (teriak)
Fanny: “The Classic Indonesia, Cilandak”
Kintan: “aku tahu jalan pintasnya, siapkan saja kendaraan dan berkasnya” (keluar dari bilik dan berdandan).
Fanny: “baik, berkas sudah saya siapkan”

            Mobil yang akan digunakan Kintan sudah terparkir di depan kantor, Kintan dan Fanny keluar dari lift dan menuju mobil, sang satpam yang melihat langsung membukakan pintu, satpam masih heran itu bos nya atau bukan. Lalu dengan cepat menuju tempat itu. Itu adalah sebuah restoran mewah yang biasa digunakan para pembisnis.
CUT TO:

SCENE 09.INT.D.RESTO BISNIS
CAST: KINTAN, FANNY, HERMAWAN, SERKETARIS HERMAWAN

            Datanglah Kintan dan Fanny dengan terburu-buru menuju tempat Hermawan, lalu Kintan dan Fanny memberi hormat dan dipersilahkan duduk.

Kintan: “Selamat pagi”
Hermawan: “silahkan duduk, saya Hermawan dari SnD Corporation. Saya pemimpin utama SnD Corp...”
Kintan: “maaf, ok, saya Kintan, bisa kita langsung ke inti saja?, anda tahu perusahaan saya tidak murah, dan ada telah lihat produk apa yang telah saya pasarkan selama ini, mall yang saya dirikan tidak seperti mall-mall biasanya. Mall dan perusahaan kami berbeda, jadi kenapa anda memberi hanya yang begitu minim? Dengan 200jt, apa yang saya pasarkan di mall kami?”
Hermawan: “apa? Anda jangan main-main dengan uang, saya sudah memberikan 700jt kepada perusahaan anda”

            Serketaris Hermawan membisikan kepadanya bahwa ia harus segera menuju bandara untuk berangkat ke Shanghai.

Kintan: “siapa yang menerima dan memberikan uang itu secara langsung?”
Hermawan: “pengurus keuangan di perusahaan anda, yang memberikan secara langsung adalah direktur exsekutif SnD Corporate, di cafe ini tepatnya, maaf saya harus segera pergi”
Kintan: “bisa saya menemuinya langsung?”
Hermawan: (berdiri) “dia sedang ada perjalanan bisnis di Shanghai dan saya akan menyusul nya, lebih baik kita urus dipertemuan, permisi” (Pergi meninggalkan Kintan dan Fanny).

            Kintan kesal dengan Hermawan yang terlihat tidak memperdulikan kehadirannya, dan mengumpat dengan bahasa inggris dengan cepat dan fasih.

Kintan: “{anda fikir perusahaan saya akan rugi jika tidak ada anda. Anda fikir begitu? Hah? Terserah dengan uang, perusahaan, dan orang itu}”

            Kintan minum, dan langsung meninggalkan cafe itu disusul dengan Fanny.

FADE OUT:

FADE IN:
SCENE 010.INT.D.RUANG KANTOR
CAST: KINTAN, FANNY

            Terlihat Kintan sedang memeriksa daftar pemasukan dan pengeluaran uang selama sebulan ini. Masuklah Fanny dengan terburu-buru.

Kintan: “ada apa?”
Fanny: “pemimpin perusahaan SnD Corporation sedang dalam perjalanan menuju kesini untuk menyelesaikan permasalahan kemarin”
Kintan: “ok, segera siapkan ruang rapat dan berkasnya”
Fanny: “iya” (berjalan 3 langkah meninggalkan Kintan dengan cepat)
Kintan: “tunggu, pengeluaran tanggal 23 agustus kenapa sangat banyak? Dan untuk apa? Kenapa intaangd.blogspot.co.id disini tidak ditulis?”
Fanny: “pak Ali bilang ada kerusakan di kantor cabang Bandung, saya permisi”
Kintan: “Ali...” bangun dari tempat duduknya dan menuju ruang rapat
CUT TO:

            Di ruang rapat terlihat Kintan sedang memikirkan masalah keuangan perusahaannya dan staf lain sedang mempersiapkan diri. Masuklah seorang lelaki dan serketarisnya, Kintan spontan berdiri, lelaki itu memberikan tangannya untuk berjabat tangan dan memperkenalkan diri.

Arif: “perkenalkan, saya Arif Setyo, pemimpin perusahaan SnD corporate”
Kintan: “saya Kintan Putri Subianto pemimpin perusahaan Golden Group, bisa langsung mulai?”

            Arif menatap terkejut dan terus menggengam erat dan lebih kencang jabatan tangannya. Seperti mengingat sesuatu, ruangan pun hening. Genggaman itu pun terlepas karena menyadari Kintan mulai merasa kesakitan. Rapat pun dimulai. Dipertengahan rapat Fanny dan polisi masuk dan mengatakan langsung kepada Kintan dengan suara pelan bahwa kalau pelaku nya adalah Ali, karna ketahuan dari buku tabungan miliknya. Kintan pun spontan memotong pemicaraan Arif. Ali panic seperti ingin kabur.

Arif: “700 jut...”
Kintan: “maaf, semua ini adalah kesalahan dari pihak keuangan kami, kami meminta maaf atas segala nya. Urus dia segera ke pihak berwajib”

            Semua terkejut, Ali diseret untuk menuju ke kantor polisi dengan berteriak bahwa dia tidak bersalah.

Kintan: “bagaimana? Apa anda ingin melanjutkan kerja sama ini?”
Aif: “tentu saja, ini hanya lah kesalahpahaman”
Kintan: “terima kasih. Rapat selesai kalian boleh pergi”

            Arif pun memberikan tangannya untuk berjabat tangan lagi. Semua staf keluar dari ruang rapat.

Arif: “apa sebelumnya kita saling kenal?”
Kintan: “ya..”
Arif: “kapan? “
Kintan: “sebelum rapat dimulai, permisi” (melepaskan jabat tangan itu dan pergi).
Fanny: “apa kamu baik-baik saja?” berbisik
Arif: “apa aku mengenalnya?”

            Fanny hanya menggeleng dan menyuruh nya keluar dengan mempersilahkan tangannya.
CUT TO:

SCENE 011.INT.D.RUANG KERJA KANTOR ARIF
CAST: ARIF, SERKETARIS ARIF

            Dibalik jendela perusahaannya terlihat Arif sedang memikirkan sesuatu, lalu memanggil serketarisnya dengan menggunakan telfon yang ada di meja nya. Lalu serketarisnya masuk.

Arif: “tolong anda cari tahu tentang perusahaan Golden dan Kintan pemilik perusahaan tersebut, tentang kesehatan, sekolah, teman-temannya, hobi, favoritenya, semuanya.. dan masalah keluarganya selama ini”
Hary: “untuk apa itu semua?”
Arif: “kerjakan saja, sore ini saya tunggu, dan jangan sampai pemimpin utama tau dulu”
Hary: “baik, hmm.. kenapa bapak masih ingin bekerja sama dengannya?”
Arif: “aku ingat sesuatu”
Hary: “hm.. maksudnya? (Arif tidak menjawab) permisi”
POV

            Malam hari saat Arif menuju pintu keluar untuk pulang ke rumah, serketarisnya datang membawa amplop yang berisi semua tentang Kintan.

Hary: “permisi pak, ini yang bapak minta”

             Arif menerimanya tanpa bicara apapun dan langsung pergi.
CUT TO:

SCENE 012.INT.N.RUANG KERJA RUMAH ARIF & LOBBY GOLDEN GROUP
CAST: ARIF, FANNY

            Tiba di ruangan kerja di rumahnya, Arif melepas dasi dan melemparnya ke keranjang baju kotor. Terderang suara handphone bendering, Arif melihat layar hapenya dengan senyum yang lebar dan ternyata Fanny yang menelpon nya dengan nama kontak di hapenya *Replacement for my Girlfriend*, ia pun mengangkat telfonnya dengan nada gembira.

Arif: “kenapa baru menelfon?”( dengan nada merengek)
Fanny: “aku sibuk dengan produk mu”
Arif: “setidaknya 1 huruf kau memberi kabar untukku”
Fanny: “maaf, apa kita bisa bertemu? Aku rindu..” (dengan nada meledek)
Arif: “aku baru saja sampai, tapi demi kamu apa saja kulakukan”
Fanny: “ok, di tempat biasa, jam 8 ya” (tersenyum meledek lalu mematikan telfon dan pergi).
CUT TO:

SCENE 013.INT.N.RUANG KERJA KINTAN di GOLDEN GROUP
CAST: KINTAN DAN FANNY

            terlihat dari bayangan kaca di ruangan kerja Kintan, Kintan sedang bersiap-siap untuk pulang. Fanny masuk dengan membawa tas.

Fanny: “permisi”
Kintan: “ada apa? Aku baru saja ingin pulang”
Fanny: “maukah kamu makan malam bersama?”
Kintan: “tidak, aku harus menyelesaikan sesuatu”
Fanny: “30 menit, bagaimana?”

            Kintan hanya mengangguk dan mengambil dan lalu berjalan keluar menuju tempat itu.
CUT TO:
SCENE 014.INT.N.CAFE
CAST: KINTAN, ARIF, FANNY

            Fanny meminta Kintan untuk menunggu sebentar Karena temannya Fanny sedang menuju kesini

Fanny: “maaf ya, tunggu sebentar lagi, temanku sedang menuju kesini”

            Kintan hanya diam dengan wajah sedih. Beberapa saat kemudian datanglah Arif dan duduk di depan Kintan, Kintan mengangkat kepalanya yang tertunduk, ia terkejut saat melihat Arif ada di depan matanya, Arif sedang tertawa dengan memberantaki rambut Fanny dan Fanny hanya merengek untuk menghentikan sikapnya. Lalu Arif melihat Kintan yang sedang menatapnya, Arif memberikan tangannya untuk berjabat tangan dan tersenyum, Kintan tersadar dari tatapannya lalu menatap tangan Arif dan menjabat tangannya juga tanpa tersenyum. Mereka pun memesan makanan dan memakannya, sementara Kintan terus memandang Arif dengan tatapan Tanya sedangkan Arif dan Fanny bercanda bersama, sesekali juga saat Kintan melahap makanannya Arif memperhatikannya. Selesai makan Kintan pamit pulang.

Kintan: “Fanny, terima kasih makan malam nya, saya permisi”
Fanny: “biar nanti diantar intaangd.blogspot.co.id saja dengan pak Arif”
Kintan: “tidak, aku ada pekerjaan, permisi” (pergi begitu saja).

            Lalu Arif pun ingin pulang juga, Fanny meminta Arif untuk mengantar dirinya, tapi Arif tidak mau dan pergi begitu saja, Fanny hanya tersenyum melihatnya.

Arif: “aku juga harus pulang”
Fanny: “antarkan aku” (dengan menggenggam tangannya).
Arif: “tidak” (pergi begitu saja)
FADE OUT:

FADE IN:
SCENE 015.INT.D.RUMAH SAHIRA
CAST: SAHIRA DAN KINTAN

            Kintan datang dengan motornya. Terlihat di ruang tamu Sahira menyambut kedatangan Kintan, namun Kintan hanya tersenyum sinis melihatnya.

Sahira: “hai, bagaimana kamu tahu rumah baruku?” (tersenyum manis).
Kintan: “apa itu penting?”
Sahira: “tentu saja”

            Kintan hanya tersenyum merendahkan Sahira.

Kintan: “kamu tahu, apa itu artinya *Teman”?
Sahira: “saling menusuk dari belakang”

            Kintan tersenyum sinis dan pergi.
CUT TO:

SCENE 016.EXT.D.JALANAN
CAST: KINTAN. ARIF. FIGURAN (PENGENDARA MOTOR DAN MOBIL)

            Kintan pergi dari rumah Sahira dengan mengenang masa lalunya saat dia masih berteman.
DISSOLVE TO:
            Kenangan saat mereka makan ice cream bersama di cafe, kenangan mereka berfoto bersama dengan kera dengan ekspresi wajah Kintan yang takut kera. Kenangan saat malam mereka berteduh karena hujan deras, mereka hanya menggunakan motor, mereka berteduh di depan toko sepatu terkenal dan diusir oleh pemilik toko dan mereka pun jadi basah kunyup sambil mengumpat toko itu bahwa mereka anak orang kaya, lalu tertawa bersama. Kenangan itu hilang saat Sahira tidak senang melihat Kintan intaangd.blogspot.co.id mendapatkan penghargaan atas naskah film yang dia buat, Sahira mengatai Kintan bahwa dia tidak kreatif, Kintan tidak tahan karena Sahira mencemoohnya lalu menampar Sahira.
DISSOLVE END
            Kenangannya buyar saat Kintan meneteskan air mata, saat itu terlihat Arif yang memperhatikan dari berlawanan arah, dan bertanya dalam hati “Apa itu dia? Tidak mungkin dia mengendarai motor”. Lalu berlalu begitu saja. Sahira terus menjalankan lajunya untuk menuju station tv dan tidak sadar kalau Arif sedang melihatnya dari berlawanan arah.
            Sampai di pintu masuk station tv Sahira menghapus air matanya dan tersenyum seperti biasanya. Dan menlanjutkan pekerjaannya, yaitu mengerjakan naskah untuk shooting episode berikutnya.
CUT TO:

SCENE 017.INT.D.RUANG KANTOR ARIF
CAST: ARIF,SAHIRA, HARY

            Arif sedang melihat laporan kerja hari ini, dia teringat Sahira lalu keluar ruangan menemui Hary.

Arif: “jika nanti Sahira datang, bilang padanya saya tidak di kantor dan bersiap pergi ke Amsterdam”
Hary: “baik”
Arif: “ok” (membalikan badan dan berjalan 1 langkah dia membalikan badannya pada Hary lagi) “harusnya saya tinggal menelfon” (lalu meninggalkan Arif).

            Arif hanya tersenyum mendengarnya. Tak beberapa lama kemudian, datanglah Sahira dengan dandanan sangat elegan, menuju pintu ruangan Arif, Hary menghadangnya di depan pintu.

Sahira: “minggir”
Hary: “tidak”
Sahira: “kau berani?”
Hary: “maaf, tapi Pak Arif sedang tidak dikantor, dia mempersiapkan dirinya untuk pergi ke Amsterdam minggu depan dan tidak bisa menemui anda minggu ini”
Sahira: “apa? (terkejut) dia tidak ingin menemuiku?”
Hary: “iya” (tersenyum lega karena Sahira percaya)
Sahira: “pembohong” (mendorong Hary hingga jatuh lalu masuk kedalam ruangan Arif).

            Hary langsung berdiri dan mencoba masuk, namun Sahira sudah mengunci pintunya. Sahira membuang nafas dan tersenyum ketika melihat meja kerja Arif, senyumnya seketika menghilang saat melihat Arif tidak ada di ruangannya. Sahira mencarinya di sekeliling ruangannya yang sangat besar hingga ke toilet pribadi. Namun tetap tidak ada. Sahira menatap keluar jendela, dia bisa melihat semuanya dari atas sana. Ternyata Arif berada di dalam lemari pakaian nya. Dia mendengar dan mengintip Sahira yang menatap jendela sambil berbica sendiri.

Sahira: “apa ini disebut cinta? Cinta harus ada sebuah pengorbanan, cinta harus bisa menerima apa adanya, apa kisah kita bisa disebut cinta? Kita memulai ini dengan terpaksa, wajar saja sekarang intaangd.blogspot.co.id kamu seperti ini, aku mencitamu hanya untuk membalas dendam, tapi cinta ini tumbuh dengan rasa khawatir, {semua ini tidak masuk akal}.

            Lalu Sahira pergi, saat ingin membuka pintu, Arif keluar dari tempat persembunyiannya, dan berkata.

Arif: “cinta itu suatu anugrah, cinta bukan permainan, cinta bukan sandiwara, cinta bukan paksaan, cinta adalah ketulusan. Aku ingin semua berakhir, bisakah kita berakhir?”

            Dengan terkejut Sahira menegaskan

Sahira: “apa kau mendengar semuanya, lupakan itu, aku tidak ingin berpisah denganmu, aku sangat tulus mencintamu, abaikan semua kata-kata ku..”

            Dengan memotong perkataan Sahira, Arif berkata

Arif: “baik, aku akan mengabaikanmu. Kamu juga harus mengabaikanku, aku ingin mengakhirinya disini, dengan niat ingin membalas dendam, kamu menyatakan cinta padaku, dengan siapa ingin kamu balas dendam?”

            Seketika Sahira diam 1000 bahasa, dia telah salah bicara dan hampir membongkar rahasianya. Lalu dia memutuskan untuk mengakhirinya.

Sahira: “baik, kita berakhir disini dan detik ini” (lalu pergi meninggalkan Arif).

            Arif kesal dan penuh rasa tidak percaya bahwa cintanya diniatkan hanya untuk membalaskan dendamnya, Arif berfikir siapa orang itu. Lalu fikiran itu hilang saat ia teringat penyelidikan mengenai Kintan, dia memikirkan Kintan, dan terus bertanya “apa itu dia?”.
CUT TO:

SCENE 018.EXT.D.CAFE
CAST: SAHIRA

            Sahira merasa kacau dan stress, dan dia hampir ingin membanting minuman yang ada dimejanya. Dia menangis dengan rasa tidak percaya, dia pun berdialog sendiri.

Sahira: “bertahun-tahun aku menjadi kekasihnya walau dengan niat membalas dendam, tapi akhir-akhir ini aku merasakan cinta yang sesungguhnya. Aku menjalin hubungan dengannya hanya untuk menunggu Kintan, dan sekarang rancana itu gagal, Kintan harus disingkirkan”
            Dengan emosi dia ingin membanting gelas itu, namun gagal saat ia mendapatkan pesan bahwa sore ini ada pemotretan. Ia pun bertambah kesal setelah membaca pesan itu. Dia hanya memperhatikan gelas yang digenggamnnya dan menaruhnya dan langsung menelfon seseorang.
CUT TO:

SCENE 019.INT.D.STATION TV
CAST: KINTAN,SAHIRA,ANTON (PRODUCER), EDITOR

            Di tempat kerja Kintan sebagai penulis, sang sutrada mendapatkan telfon dari Sahira. Disaat itu Kintan sedang berbicara dengan salah satu editor.

Anton: “halo”
Sahira: “bisa kau batalkan semua naskah yang berhubungan dengan Kintan”
Anton: “siapa ini?”
Sahira: “sang penulis terkenal, Sahira” (dengan angkuh ia mengatakan seperti itu)
Anton: “apa? Kenapa kau menyuruhku melakukan semua itu, urungkan saja niat jahatmu, aku tidak akan melakukan intaangd.blogspot.co.id itu. Dan ingat, dia lebih professional dan lebih baik darimu. Lakukan saja hal baik dalam hidupmu. Atau nanti naskahmu yang tidak akan pernah kuterima”
Sahira: “kenapa kau membentak? masih banyak station tv lain disana yang lebih bagus dan menerima naskahku”
Anton: “baik, coba saja. Jangan pernah menghubungi saya lagi” (langsung mematikan telfon)

            Sahira dengan kesal mengomel sendiri pada ponselnya.

Sahira: “kenapa dia tidak menanyakan alasannya dulu. Apa benar naskahnya lebih bagus?” (dari nada kesal hingga ke nada rendah dengan merendahkan dirinya”

            Lalu Sahira pergi meninggalkan cafe itu. Kintan yang sedang mengobrol mengenai naskahnya pun mendengar obrolan sang producer dengan seseorang di telfon. Kintan terkejut dan berfikir sang producer sedang membicarakannya. Tapi Kintan berdoa supaya baik-baik saja. Beberapa saat kemudia, Kintan mendapat telfon yang ternyata dari Arif.

Kintan: “halo”
Arif: “halo, selamat siang bu Kintan”
Kintan: “siang, ada apa bapak menelpon saya?”
Arif: “apa malam ini anda ada acara?”
Kintan: “ada apa memangnya?”
Arif: “saya hanya ingin dinner bersama anda bertujuan untuk mempereat kerja sama kita”
Kintan: “maaf, saya sudah ada janji malam ini, dan janji itu tidak bisa dibatalkan. Dan bukan seperti itu caranya jika ingin mempererat kerja sama, selamat siang”
Arif: “ma.. maaf..” (Arif menatap telfonnya yang dimatikan begitu saja oleh Kintan, ia merasa kecewa),
CUT TO:

SCENE 020.INT.D.RUANG KERJA ARIF,R. RAPAT, LOBBY
CAST: ARIF, HARY, BERNARD, STAFF SnD CORPORATION

            Setelah Arif selesai menelfon Kintan, terdengar suara ketukan pintu, yang ternyata adalah Hary, Hary masuk dan mengatakan bahwa rapat akan segera mulai, Arif pun berjalan menuju ruang rapat, saat Bernard menjelaskan mengenai produk perusahaan SnD corporation, Arif hanya melamun. Lalu Arif ditegur oleh Hary, Arif pun berusaha konsentrasi mendengarkan, tetapi tetap saja fikirannya tertuju pada Kintan. Hingga rapat usai Arif tidak focus mendengarkan Bernard, hingga Bernard langsung pergi tapa berpamitan. Arif segera sadar dari lamunannya karena ditegur lagi oleh Hary. Lalu Arif mengejar Bernard untuk meminta maaf.

Arif: “{tuan.. tuan.. maafkan aku tuan, maafkan aku yang tidak fokus mendengar pendapatmu tentang produk ku}”
Bernard: “{oh.. tidak usah meminta maaf seperti itu, tadi aku pergi karena harus menelfon seseorang}”
Arif: “{oh begitu rupanya}”
Barnard: “{ya, permisi}”

            Arif tersenyum lega karena dugaannya salah. Di lobby, Bernard menelfon seseorang, namun tidak dijawab, Bernard terus menelfonnya, namun tetap tidak ada jawaban. Lalu dia menelfon “Serketaris Fanny” yang tertera di ponselnya, Fanny mengangkat ponselnya.

Bernard: “halo”
Fanny: “halo, selamat sore, dengan siapa?”
Bernard: “Bernard”
Fanny: “{oh.. maaf tuan saya tidak mengenali suara anda, mungkin karena factor waktu kita sudah lama tidak berjumpa, bagaimana kabar anda?}”
Bernard: “{ya, saya tahu itu. Saya baik- intaangd.blogspot.co.id baik saja. apa ada Kintan di kantor?}”
Fanny: “{dia sedang berada di tempat kerja lainnya. Apa ada yang ingin saya sampaikan?}”
Bernard: “{ya, katakaan padanya saya ingin bertemu, ada sesuatu yang saya harus bicarakan dan sekarang saya sedang berda di Indonesia, akan kembali ke Jepang minggu depan}”
Fanny: “{baik, akan saya sampaikan}”

            Bernard langsung saja mematikan telfonnya. Sedangakan Fanny langsung menelfon Kintan. Tepat saat itu rapatnya usai. Kintan terkejut mendengarnya.
CUT TO:

SCENE 021.EXT.D.JALANAN(DALAM MOBIL),RESTO
CAST: KINTAN,BERNARD,SUPIR

            Saat itu juga Kintan mengirim pesan untuk bertemu di resto tempat mereka biasa bertemu. “{bisa kita bertemu di tempat biasa?}”. Bernard yang sedang menuju ke kantor Kintan mendapatkan pesan itu tersenyum sumringah, langsung menyuruh supirnya untuk putar balik menuju resto yang dituju. Beberapa waktu kemudian mereka pun bertemu. Kintan menyambutnya dengan penuh senyum cemas.
Kintan: “{annyeong haseyo = hallo}”
Bernard: “{annyeong, urimania}”
Kintan: “{bisa kita bicara dengan bahasa inggris saja?}” (lalu tertawa)
Bernard: (tertawa kecil) “{bagaimana kabarmu?}”
Kintan: “{aku baik, perusahaan juga baik. Bagaimana kabar James?}”
Bernard: “{kesehatannya mulai membaik}”
Kintan: “{apa dia sudah kau perbolehkan bertemu dengan ibunya?}”
Bernard: “{perasaanku sama dengan ayahmu}”
Kintan: “{maaf.. aku bertemu seseorang dan sepertinya dia, tapi kali ini aku tidak ingin menyelidikinya, karena kalau itu bukan dia, aku akan jatuh lagi}”
Bernard: “{bagaimana dengan wajahnya?}”
Kintan: “{aku tidak mengingatnya sama sekali}”
Bernard: “{jika itu menyakitkan, jauhi dia. Apa kau ingin tahu kabar ibumu?}”
Kintan: “{apa itu penting?}”
Bernard: “{baik. Ibumu sedang mendapatkan masalah, ada malpraktek di rumah sakitnya}”
Kintan: “{siapa yang perduli}”
Bernard: “{aku tahu, tapi setidaknya kamu harus tahu kondisi ibumu}”
Kintan: “{apa kita masih membicarakan masalah itu? Kalau iya, tidak ada gunanya aku disini}” (beranjak dari tempat duduk)
Bernard: “{ok tunggu.. James terus menangis ingin bertemu ibunya, semua tempat rekreasi sudah dikunjunginya, tapi tetap saja. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan lagi. Maukah kamu bertemu intaangd.blogspot.co.id James untuk menghiburnya? James sudah sangat mengenalmu}”
Kintan: “{kenapa tidak kamu pertemukan saja dengan ibunya? Aku tahu masalahmu. Tetapi ini untuk kebaikan hidupnya dan kesehatannya. Aku juga hamper gila karena tidak bertemu dengan ibuku saat itu. Tetapi setelah aku tahu masalahnya aku menjadi sangat membencinya. Aku tidak ingin James juga membencinya sama seperti diriku. Tapi aku akan bertemu dengan James}”
Bernard: “{terima kasih, dia berkata padaku bahwa dia ingin pergi ke puncak gunung untuk menghapus ingatannya tentang ibunya, aku masih tidak mengerti apa yang dilakukannya nanti dan kenapa harus kesana. Aku takut terjadi hal buruk dengannya, maka aku tidak mengizinkannya}”
Kintan: “{aku akan mengatur jadwalku lagi untuk bertemu dia dengan segera, dimana dia sekarang?”}
Bernard: “{di Boston, jika kau tidak bisa menemuinya disana, aku akan membawanya kesini, kuharap dia akan bahagia jika bertemu denganmu}”
Kintan: “{aku akan kesana secepatnya}”
Bernard: “{malam ini aku akan ke Jepang, apa kau mau lebih lanjut kabar ibumu?”}
Kintan: “{aku pergi}” (meninggalkan Bernard)
Bernard: “{cepat ke Boston dan buat dia bahagia}”

            Kintan hanya berlalu pergi begitu saja, dan Bernard tertawa kecil melihatnya.

FADE OUT:

FADE IN:
SCENE 022.INT.N.RESTO BISNIS
CAST: ANDI, HERMAWAN, DONY, FIGURAN

            Terlihat pesta megah di sebuah restoran bisnis, ternyata pesta itu sengaja dibuat oleh Andi untuk mempererat tali kerja sama, banyak tamu luar dari Negara luar yang adir di pesta itu. Dari pintu intaangd.blogspot.co.id masuk terlihat ada Hermawan yang baru tiba di tempat pesta, Hermawan yang melihat Andi pun langsung menghampirinya. Tamu lain yang sedang mengobrol dengan Andi pun bubar, karena mereka tahu, 2 orang tersebut adalah orang penting.

Hermawan: “permisi, selamat malam” (menyapa dari belakang tubuh Andi dan Dony)
Andi: (membalikan badannya, Dony pun ikut serta membalikan badannya. Dan hanya memperhatikan 2 orang itu asyik mengobrol) “haa... (teriak terkejut senang) apa kabar?”
Hermawan: “seperti kelihatannya, saya rasa tidak perlu menanyakan kabar anda, anda terlihat lebih muda 1 tahun dari saya” (meledek Andi)
Andi: “anda selalu sama ternyata, oh iya.. perkenalkan ini Andi, anak saya juga”
Hermawan: “loh.. saya kita anak anda hanya satu dan seorang putri, ternyata dua”
Andi: “iya memang, tapi saya sudah menganggapnya sebagai anak. Ayo berkenalan (menyenggol Dony)
Dony: “Dony” (berjabat tangan)
Hermawan: “Hermawan (melepas tangannya), apa akan ada rencana untuk mempersatukannya”
Andi: “pilihan hanya ada di hati anak itu ‘Kintan’ “
Hermawan: “dimana Dony selama ini?”
Dony: “saya tinggal di Amerika selama ini, dan baru disini 2 minggu sebagai”
Hermawan: “teruslah bekerja keras, kau masih muda, tampan dan pintar”
Dony: “iya, terima kasih. Permisi, saya pamit pergi karena ada seseorang yang harus di temui”
Andi: “apa itu Kintan?”
Dony: “iya, permisi.”
CUT TO:

            Dony pun meninggalkan acara pesta itu, dan melajukan mobilnya ke rumah Kintan. Ternyata tidak ada kintan disana, dia juga sudah berusaha untuk menghubunginya, namun tetap saja tidak ada jawaban. Dia pun melajukan mobilnya. Dony berhenti di suatu taman di tengah komplek rumah Kintan. Dia melihat Kintan yang tetap memakai intaangd.blogspot.co.id dress kerja miliknya. Dengan wajah tertunduk lemas, Kintan seperti mengingat sesuatu sampai meneteskan air matanya. Tersadar meneteskan air mata ia langsung sigap menghapus air mata itu. Namun saat ingin menghapus air mata, Dony menggenggam erat tangan Kintan. Kintan melihatnya senang karena itu Dony. Dony pun langsung memarahinya.

Dony: “hey! Kau tau tidak, aku melihatmu seperti ini sangat khawatir. Kalau kamu sakit bagaimana? Aku tidak ingin kamu sakit, terutama berpakaian seperti ini di malam hari. Nanti kamu kedinginan. Ini (membuka jas) untuk kali ini, pakai ini”
Kintan: (menatap sinis dari awal Dony memarahinya) “hey! Kamu tidak usah berteriak seperti itu. Aku bisa jaga diri. Dan harusnya kamu bertanya kenapa aku disini, bukan memarahiku seperti itu”
Dony: “kenapa aku harus bertanya? Apa itu penting? Sudah cepat pakai jas ini (berdiri, dan melemparkan jasnya) kuperingatkan, intaangd.blogspot.co.id jika tetap seperti ini, aku akan segera ke Amerika dan mungkin 5 tahun sekali baru menemuimu”
Kintan: “aaahh (teriak manja) iya aku akan memakai ini. (setelah memakai jas, Kintan berdiri dan menggandeng tangan serta menyenderkan kepalanya dengan manja di lengan Dony) aku lapar, ayo kita makan”
Dony: (melepas dan berjalan pergi dengan tersenyum) “aku sudah makan di pesta, kita pulang saja, dan kamu makan sendiri saja”

            Kintan memasang wajah cemberutnya dan berjalan lebih cepat dari Dony. Dony hanya tertawa kecil melihatnya.

Dony: “hhaha.. yasudah, bagaimana kalau besok saja? Kita pergi berdua seharian. Ok”
Kintan: (berhenti sejenak dan menengok sinis) “jangan bohong” (lalu mengumpat tersenyum senang).
CUT TO:

SCENE 023.EXT.D.TAMAN HIBURAN
CAST: KINTAN, DONY, FIGURAN

            Kintan dan Dony sedang asik berfoto dengan badut-badut yang ada di taman hiburan tersebut, lalu mereka menaiki roller coaster, selanjunya mereka melihat salah satu toko. Dony memakai sebuah bando panda di kepalanya, dan bertingkah lucu. Kintan tertawa sangat bahagia. Mereka pun membeli bando itu, lalu berjalan-jalan intaangd.blogspot.co.id melihat permainan lain sambil memakan es krim. Lalu mereka berfoto lagi dengan memakai bando dan memakan es krim dengan gaya yang lucu. Terlihat Arif berjalan berhadapan dengan Kintan dan Dony, Arif sangan terkejut, tetapi karena Kintan dan Dony sedang tertawa meledek satu sama lain, sampai tidak sadar kalau Arif lewat di depannya. Arif pun menuju suatu restoran di tempat itu, menunggu seseorang sambil meminum teh. Untuk kedua kalinya ia melihat Kintan dan Dony yang tertawa memasuki restoran tersebut. Semakin cemburu Arif melihat mereka. Tamu yang ditunggu Arif pun datang, tamu itu terus bicara sesuatu. Tetapi tidak dihiraukan oleh Arif dan terus menatap Kintan dan Dony yang sedari tadi makan sambil tertawa. Tamu tersebut menyadari pembicaraannya tidak di dengar. Tamu tersebut pun pamit pergi, karena ini bukan waktu yang tepat. Tamu itu pergi bersamaan dengan Kintan dan Dony juga pergi dengan intaangd.blogspot.co.id tetap tertawa. Arif cemburu, tidak menyangka. Arif pun membututinya dari belakang. Dia melihat Kintan dan Dony yang akan menaiki Ontang-Anting dengan berpegangan tangan. Makin hancur hati Arif dibuatnya. Lalu Arif pun pergi.
CUT TO:

            Malam tiba, purnama menunjukan sinarnya yang lembut. Terlihat kincir angin besar sedang berputar, di dalam kincir angin tersebut terdapat Kintan dan Dony. Kintan merasa bahagia sekali hari ini.

Kintan: “terimakasih untuk hari ini”
Dony: “{semua ini tidak gratis}”

            Kintan hanya tertawa mendengar ucapan Dony.
FADE OUT:

FADE IN:
SCENE 024.INT.D.RUANG KERJA KINTAN
CAST: KINTAN, DONY, FANNY

            Kintan sedang melihat biodata karyawan baru. Saat itu Dony datang ke ruangan Kintan, Fanny menyapanya dengan senyum, tetapi Dony hanya melirik nya dan berlalu begitu saja. Lalu masuklah Dony ke ruangan Kintan.

Dony: “selamat pagi”
Kintan: “ada apa? Ini masih jam kerja, dan aku sedang sibuk”
Dony: “hmm.. bisa kita makan siang bersama?”
Kintan: (melirik) “hey., apa yang kamu inginkan dariku hah?”
Dony: “hanya.. makan siang”
Kintan: “ok, ditempat biasa. Sepulang meeting aku kesana”
Dony: “hmm.. ok” (pergi keluar ruangan Kintan.

            Telfon di ruang kerja kantor Kintan berdering, Kintan mengangkatnya.

Kintan: “halo.. (tidak ada jawaban) maaf, selamat pagi? (tidak ada jawaban), ok, saya akan menutup telfon”
Siska: “aku rindu suaramu, bisa kita bertemu, walau hanya semenit? Bahkan tidak semenit, aku hanya ingin melihatmu, maafkan ibu” (menangis)
Fanny: “maaf dengan siapa? Bisa anda tidak menghubungi nomor ini lagi? Pemimpin Perusahaan kami tidak ingin diganggu anda” (menutup telfon)
Siska: “halo.. halo..”
Fanny: “saya permisi bu”
Kintan: “apa dia mengatakan sesuatu?”
Fanny: “saat anda memberikan telfon pada saya, dia mengatakan maafkan ibu, apa itu nyonya?”
Kintan: (melempar telfon) “segera ganti telfon yang baru, dan kau boleh pergi sekarang”

            Fanny menunduk dan keluar dari ruang kerja kantor Kintan. Kintan manatap telfon dan tersenyum sinis lalu kembali bekerja.
CUT TO:

SCENE 025.D.INT.LOBBY & RESTORAN
CAST: KINTAN, DONY, FANNY, FIGURAN
            Matahari menunjukan cahayanya yang terik, saatnya para pekerja istirahat. Kintan yang selesai meeting (keluar dari ruang meeting) dan bersama Dony menuju tempat biasa mereka makan. Tiba disana.

Kintan: “kenapa sepi sekali? Hmm.. intaangd.blogspot.co.id dan banyak dekorasi seperti ini, apa tempat ini sudah dipesan? Atau.. kamu yang menyewa tempat ini?”
Dony: (membuang wajah) “lihat saja menunya”
Waiters: “sudah siap tuan”
Dony: “terima kasih, ayo kita pindah kesana”
Kintan: “kenapa harus pindah? Aku suka makan di meja ini” (melihat nenu)
Dony: “aku ingin memberi sesuatu”

            Mereka pun pindah tempat ke meja yang sudah dipesan. Lalu duduk bersama.

Dony: “apa kau suka dengan dekorasinya? Apa ini terlihat romantic?”
Kintan: “aku suka”
Dony: (mengeluarkan bunga dan cincin) “{apa kau mau menjadi pendampingku}?”
Kintan: “apa yang kau bicarakan, apa kau mencintaiku?” (meledek)
Dony: “ya. Aku mencintaimu”
Kintan: “yang benar saja, kakak.. aku juga mencintaimu, tapi hanya sebatas kakak dan sahabat, aku sudah mencintai orang lain. Dan kita sudah kenal sejak kecil, keluarga kita memang dekat, tetapi mereka tidak ada niat menjodohkan kita. Kau ini kakak ku, kakaku satu-satunya dalam hidup ini.. dan”
Dony: (menahan tawa) “sstt.. kenapa kau terlalu serius? Bagaimana aktingku?”
Kintan: “apa? Acting? Kau bilang ini acting?”
Dony: “ya.. apa kau terkesan?” (melihat sekeliling restoran).
Kintan: “ya.. sedikit, apa kau akan menyatakan perasaanmu pada wanita lain? Jika benar, aku pasti akan merasa sakit, karena nanti kau sibuk dengan kekasihmu. Tapi.. Apa benar ada yang lebih cantik dariku?” (merengek)
Dony: “ya aku akan menyatakannya, dia sangan pintar dan cantik. Hmm.. tapi tetap kamu yang nomor satu”
Kintan: “benarkah?”
Dony: “dihati ayah”

            Mereka tertawa dan mulai makan.

Kintan: “tadi, pagi setelah kau menemuiku, seorang wanita menelfon, aku tahu siapa dia, apa kau yang memberikan nomor kantor?”
Dony: “apakah dia.. (tidak jadi melanjutkan karena Kintan langsung meliriknya dengan sinis), tidak.. aku tidak memberikan nomor telfon kantor pada siapapun”
Kintan: “apa ayah yang melakukannya?”
Dony: “sepertinya mustahil, tapi.. mungkin saja, coba nanti kamu tanyakan langsung”
Kintan: “sudah bertahun-tahun. Benarkah aku sangat membencinya?”
Dony: “lupakan itu, makan saja”

            Kintan hanya tersenyum melihatnya.
CUT TO:

SCENE 026.N.EXT.RUMAH KINTAN
CAST: KINTAN, ARIF, DONY, SISKA, ANDI

            Kintan melaju mobilnya sangat cepat karena dia ingin cepat mengerjakan naskahnya. Arif sedang jogging malam di sekitar perumahan. Dony masih di kantor karena pekerjaannya belum selesai. Andi sedang menikmati teh. Kintan tiba dirumahnya (CUT TO) dan mengerjakan intaangd.blogspot.co.id naskahnya setelah bersih-bersih. Seorang wanita sedang menatap rumah Kintan. Lalu mengetuk pintu rumah, tepat saat itu yang membuka pintu adalah Andi karena berniat ingin mencari udara malam.

Siska: (terkejut) “apa aku bisa bertemu dengannya? Aku sudah menunggunya seharian. Beri aku kesempatan untuk menemuinya. Aku mohon”
Andi: “apa kau tidak puas menyakitiku saja? Sekarang kau mau menyakiti Kintan? Pergilah, pergi.. sebelum aku panggil petugas untuk mengusirmu”
Siska: “aku mohon, 1 menit saja.. tidak, 20 detik saja, aku mohon”
Andi: “berapapun waktu yang kau minta, apa itu bisa mengembalikan semuanya? Dengan bertemu dengannya apa semua akan baik-baik saja? Pergilah”
Siska: “aku tahu, aku sangat menderita karena merindukannya. Bahkan untuk tidur saja aku harus minum obat tidur”
Andi: “sudah! Pergilah dari sini sekarang juga, aku tidak ingin rumahku ada kotoran”
Siska: “kenapa kamu kasar sekali? Kintan! Kintan! Aku mohon, Kintan! Kintan”
Andi: “pergi!” (mendorong Siska)
Kintan: “ada apa ini?” (menatap ayahnya lalu Ibunya)
Siska: “Kintan, kamu sudah besar dan cantik sekarang. Ibu sering membaca buku karyamu. Ibu sangat rindu padamu. Apa kau merindukan ibu juga?” (mencoba menyentuh Kintan)
Kintan: (Kintan menghidar) “ibu? Siapa ibuku? Apa aku mempunyai ibu yang tega meninggalkanku? Apa seperti ini ibuku? intaangd.blogspot.co.id Rindu? Untuk apa aku merindunya? Aku sangat benci padanya, anda tahu kenapa? Karena dia telah melukai semua yang ada dihatiku dengan ucapannya. Kau tau dia mengucapkan apa? Dia memberitahuku bahwa dia ingin aku mati bersama kenangan dengan dirinya”
Andi: “kintan..”
Kintan: “maaf ayah, anda bilang menderita? Apa dia merasakan penderitaanku juga? Jangan harap aku akan merasakan rindu. Aku sadar dengan ucapanku. Aku minta maaf atas semua kesalahanku. Ini memang sangat menyedihkan, tetapi boleh aku minta 2 hal?”
Siska: “apa saja.. tapi..”
Kintan: (Kintan memotong pembicaraan Siska) “pertama.. tolong jangan pernah menemuiku lagi sekalipun kita bertemu dan kedua aku tidak punya ibu”
Siska: “Kintan..” (berteriak memanggil Kintan yang berlari meninggalkan rumah)
Andi: “apa kau sudah puas? Apa bisa kau memenuhi permintaannya? Jangan hancurkan hati kami lagi, bisa kamu pergi sekarang?”
Siska: “tapi..” (Siska pun pergi meninggalkan rumah Kintan, dan bertemu Arif, yang sedari tadi melihat pertengkaran mereka)
Andi: “Pak Arif”
Arif: “selamat malam Pak Andi”
Andi: “ada apa anda malam-malam disini?”
Arif: “saya baru saja pindah rumah pagi ini”
Andi: “wah.. bagus itu. Apa akan menetap di Indonesia?”
Arif: “hmm.. kalau itu belum ada kepastian, tapi saya akan lama disini”
Andi: “dilanjutkan lagi jogging malamnya”
Arif: “iya.. selamat malam”

            Andi masuk ke dalam rumah. Diruang tamu, Andi menelfon Dony.

Andy: “bisa kau cari Kintan?” dia baru saja meninggalkan rumah dengan berlari”
Dony: “baik”

            Arif melanjutkan jogging malamnya, dia melihat Kintan yang menangis histeris disana.

Arif: “apa disana manusia? Hey.. apa kau manusia?”
Kintan: “iya” (histeris)
Arif: (menghampiri dan berdiri di depannya) “kenapa kamu menangis di tempat seperti ini, yang benar saja” (Kintan semakin intaangd.blogspot.co.id histeris, Arif pun duduk disampingnya)
Kintan: “apa kau bisa menemaniku?”
Arif: “kau saja tidak tahu siapa aku..”
Kintan: (bersandar di lengan Arif) “aku tidak perduli, jika memang kamu berniat jahat, seharusnya dari awal sudah dilakukan”
Arif: “sudah.. menangis saja..” (membuka jaketnya dan menyelimutinya pada Kintan)
            Dony datang dengan terengah-engah. Dony melihat Kintan yang bersandar pada seorang pria, tetapi pria itu diam saja.

Dony: “hey.. kenapa kau disini? Aku kita pulang” (menarik tangan Kintan dan meninggalkan Arif begitu saja)
Arif: “apa di Indonesia tidak diajarkan berterima kasih?” (berdiri dari tempat duduknya)
Dony: “oh ya, terima kasih telah menjaganya di tempat seperti ini”
Arif: “ya tidak masalah” intaangd.blogspot.co.id (manatap Kintan, Kintan menatap Arif, dan tersadar kalau ternayata Arif  teman bisnisnya)
FADE OUT:

FADE IN:
SCENE 027.INT.D.RUANG KERJA ARIF
CAST: ARIF, HARY

            Arif memandangi sebuah foto, foto yang tidak dibingkai yang gambarnya juga sudah tidak jelas. Arif menangis histeris mengingat ibunya yang pergi begitu saja tanpa mau bertemu dan bicara lagi dengannya.
DISSOLVE TO:
            Di sebuah taman bermain, saat itu musim panas, dan matahari sangat terik. Sepasang kaki kecil berlari dengan kencang, di depannya terdapat seorang wanita yang mengelus rambut seorang gadis. Seorang anak lelaki yang berlari itu jatuh yaitu Arif, dan terus menangis. Wanita yang di depannya hanya menatapnya dengan rasa tidak perduli. Anak lelaki itu terus memanggil “Ibu” dengan histeris, wanita itu, langsung pergi meninggalkannya begitu saja. Suatu malam saat Arif masih kecil di dalam kamarnya yang gelap dia terus menangis dengan memanggil “Ibu” sampai dia tertidur, ayahnya pun masuk untuk meminta maaf, dan menangis memeluk Arif yang tertidur, ayahnya mengatakan “ini semua salah ayah, ayah tidak bisa menjaga ibumu, benci saja ayah, jangan ibumu”, setelah mengatakan itu Hermawan pun menghapus air matanya dan keluar dari kamar Arif. Ternyata Arif belum tidur dan mendengar kata-kata ayahnya. Arif hanya meneteskan air matanya dan mencoba untuk tidur dengan tenang. Pada pagi harinya Arif bersiap untuk berangkat sekolah, telfon terus bordering, Arif keluar dari kamarnya untuk mengangkat telfon. Saat itu Hermawan masuk kedalam ruang kerja untuk mengangkat telfonnya disana. Telfon pun diangkat. Arif yang penasaran juga mengangkat telfon yang berada di ruang tengah (telfon rumah nirkabel). Terdengar suara ibunya.
Sinta: “aku tidak perduli dengan anak itu, urus saja sendiri, aku tidak ada waktu untuk mengurusnya. Sudah! Ini terakhir kalinya kita berkomunikasi. Aku tidak ingin bertemu kau dan anak itu lagi” (langsung memutus telfon)
            Arif yang terkejut langsung menutup telfonnya, dan berangkat sekolah tanpa berpamitan, sepanjang jalan keluar rumah, Arif terus menggigit bibirnya untuk menahan tangis. Hermawan keluar dari ruang kerja dan melihat kabel telfon yang bergerak, Hermawan memanggil Arif, namun tidak ada jawaban. Hermawan pun keluar rumah intaangd.blogspot.co.id untuk mencari Arif. Arif masih terus berjalan dengan mengigit bibirnya dan mengepal tangannya serta berjalan cepat. Hermawan menahan pundaknya, berlutut lalu memeluk Arif. Arif tidak kuat menahan tangisnya, Arif pun menangis dengan histeris (ZO).
DISSOLVE END:

            Hary masuk ke dalam ruangan Arif, Karena di telfon tidak di jawab. Hary sangat khawatir melihat Arif menangis, karena ini pertama kalinya Arif menangis dengan histeris. Dengan takut Hary membuka mulut.

Hary: “ma..af..” {dengan nada takut)
Arif: “batalkan rapat untuk hari ini, aku sedang tidak sehat”
Hary: “ta..pi.. iya..permisi” (dengan nada takut, lalu Hary meninggalkan ruangan kerja Arif)

            Sementara Arif masih tersedu-sedu. Arif membuka laci dan mengambil 3 amplop coklat besar, dia membaca semua biodata Kintan dan perusahaannya. Serta kehidupannya sehari-hari yang tidak diketahui orang lain selain keluarganya.
CUT TO:

SCENE 028.D.INT.RUANG KERJA KINTAN
CAST: KINTAN, ARIF, FANNY

            Kintan sedang memeriksa berkas yang akan dipasarkannya. Tiba-tiba datanglah Arif, Kintan hanya menatapnya dari meja kerjanya, Arif yang terdiam langsung menghampiri Kintan dan berdiri di hadapannya. Kintan berdiri, dengan tiba-tiba Arif memeluknya dan menangis bahagia. Fanny yang takut terjadi sesuatu terkejut melihat Arif dan Kintan, Fanny hanya tersenyum, lalu intaangd.blogspot.co.id menutup pintu ruang kerja Kintan dan kembali bekerja. Sementara Kintan berontak minta dilepas, setelah pelukan itu dilepas, Kintan menamparnya, lalu Arif yang masih terharu menarik rambut Kintan (kebiasaan masa kecil Kintan dan Arif).

Kintan: “hey! Apa yang kamu lakukan, kamu datang tanpa mengetuk pintu dan membuat janji, lalu dengan seenaknya memelukku. Kamu fikir kamu siapa? Kamu mau merusak kerja sama kita? Dan..”
Arif: (menyekap mulut Kintan) “aku Arif Setyo Wicaksono, kamu ingat?” (melepas tangannya).
Kintan: (manatapnya hingga menetes air mata, lalu menghapusnya) “sekarang apa lagi? Sudah puluhan orang kutemui dengan nama itu. Siapa Arif? Mengingatnya saja terasa menyakitkan”
Arif: “(terkejut, menunduk, dan meneteskan air mata) “jadi, kamu sudah melupakan Arif? Itu bagus, aku kira kamu tidak akan melupakannya. Karena Arif tidak melakukan itu. Maaf” (pergi meninggalkan Kintan 2 langkah)
Kintan: (menahan air matanya menetes) “jadi, apa kamu orang itu? Orang yang dulu meninggalkanku begitu saja? Orang yang tidak bertanggung jawab? Orang yang selama ini membuatku sakit dan terpuruk?”
Arif: “iya, aku orang itu (membalikan badannya menghadap Kintan, Kintan hanya tertunduk, Arif memegang pundaknya) menagislah”
Kintan: “kenapa kau tega meninggalkanku saat itu?” (memukul-mukul Arif)
Arif: “itu bukan keinginanku, aku mengalami masa sulit setelah aku mengantar mu pulang saat itu. Makanya ayahku mengirimku ke Amerika, maafkan aku karena menghilang begitu saja”

            Kintan hanya mengangguk, lalu memeluk Arif.
CUT TO:

SCENE 029.D.INT.KANTOR PENERBIT NOVEL
CAST: SAHIRA, AHMAD, UDIN, FIGURAN

            Sahira menelfon seseorang.

Sahira: “akan ku kirimkan alamatnya. Curilah semua data-datanya”
Udin: “baik”

            Sahira mengirimkan alamat rumah Kintan.

Ahmad: “apa kau sudah mulai menulis cerita baru?”
Sahira: “akan segera selesai”
Ahmad: “aku mau, dalam 2 minggu ini kita sudah menerbitkannya. Dan aku harap ceritamu bagus. Kau ingat? Masih banyak novelmu yang belum terjual.
Sahira: “aku akan mengurusnya”
CUT TO:

SCENE 030.N.INT.RUMAH KINTAN
CAST: KINTAN DAN ARIF

            Sebuah mobil berhenti di depan rumah Kintan, yang ternyata Kintan. Kintan masih memandangi intaangd.blogspot.co.id Arif, Arif memandangi wajahnya juga, lalu mencubit pipi Kintan.

Arif: (mencubit) “kita sudah sampai, mau sampai kapan kau memandangiku?”
Kintan: “sampai kau meninggalkan aku lagi” (memberikan senyuman)
Arif: “aku tidak akan meninggalkanmu”
Kintan: “ok. Aku pulang ya (tersenyum) aku masih rindu” (merengek)
Arif: “cepat masuk..”
Kintan: “baiklah.. dah..” (keluar dari mobil dan melambaikan tangan)
Arif: (membuka kaca mobil) “jaga kesehatanmu, jangan lupa minum vitamin” (pergi begitu saja).

            Kintan sangat bahagia. Tetapi kebahagiaan itu menghilang karena Kintan melihat ayahnya yang tertidur di lantai dan tak sadarkan diri. Lalu menelfon Arif untuk kembali kerumahnya karena ayahnya tidak sadarkan diri.
CUT TO:

SCENE 031.N.INT.RUMAH SAKIT
CAST: KINTAN, ARIF, ANDI, FIGURAN- DOKTER DAN SUSTER

            Dokter memeriksa tubuh Andi dan segera memberikan infuse. Kintan sangat khawatir hingga menangis. Arif yang berada di sampingnya pun berusaha untuk menenangkannya. Intan menyandarkan kepalanya di pundak Arif. Arif menggenggam tangannya. Donny datang, Kintan melihat Dony dan langsung berlari lalu memeluk Dony dan menangis. Arif hanya menatapnya dengan kecemburuan. Dokter keluar dari ruangan.

Dokter: “keluarga pasien yang mana?”
Kintan: “kami semua dok. Ba.. bagaimana keadaan ayah saya?”
Dokter: “dari hasil diagnosis, beberapa kali terakhir ini pasien mengalami serangan jantung mendadak. Saya menyarankan untuk dirawat sementara”
Kintan: “jadi, tadi itu serangan jantung? Apa sekarang baik-baik saja?”
Dokter: “iya, dan beruntung pasien cepat dibawa ke rumah sakit kalau tidak keadaannya akan semakin memburuk.
Kintan: “bisa kami menemuinya?”
Dokter: “sekarang pasien sedang beristirahat. Jangan terlalu lama menemuinya, permisi”
Dony: “terima kasih dok”

            Kintan, Dony dan Arif masuk kedalam ruangan Andi dirawat. Kintan sangat khawatir melihat keadaan ayahnya, dan terus menangis.
Dony: “sudah.. nanti ayah terganggu dengan suara jelekmu”
Kintan: “biar.. biar ayah tau suaraku jelek”
Arif: “sepertinya keadaannya baik-baik saja sekarang. Lebih baik kau pulang, beristirahatlah dengan cukup agar kesehatanmu terus membaik”
Dony: “terima kasih telah membawa pak Andi kesini. Sekarang kau boleh pergi”
Arif: “baik”

            Arif keluar dari ruangan Andi dirawat, Kintan mengejarnya. Lalu menahannya dengan menggengam tangan Arif.

Kintan: “terima kasih” (berbalik badan dan kembali ke ruangan Andi Arif hanya mentapnya).
CUT TO:

SCENE 032.D.INT.KANTOR
CAST: KINTAN, DONY, FANNY, SYAHRUL, FIGURAN

            Kintan dan staff lain nya sedang rapat.

Kintan: “bagaimana bisa? Kenapa departemen store di Makassar belum dikembangkan juga? Pokoknya saya tidak mau tahu, dalam waktu 2 hari departemen store disana harus sudah dibuka. Paham!” (meninggalkan ruangan).

            Kintan mendapatkan telfon dari Arif.

Kintan: “halo” (tersenyum sumringah)
Arif: “siang ini kamu ada acara?”
Kintan: “aku sudah ada janji, maaf”
Arif: “tidak apa. Lain waktu kita makan siang bersama ya”
Kintan: “iya”
Arif: “yasudah, nanti malam kutelfon lagi”
CUT TO:

SCENE 033.D.INT.RUMAH SAKIT
CAST: KINTAN, DOKTER

            Kintan bertemu dengan dokter yang menangi penyakitnya selama ini.

Kintan: “aku butuh obat saja, tidak perlu yang lain. Tapi jika dokter tidak memberikannya, lebih baik aku mati dengan penyakit ini”
Dokter: “bukan begitu, intaangd.blogspot.co.id tapi ini semua demi kebaikan kau sendiri”

            Kintan ke ruangan dimana Andi sedang dirawat.

Kintan: “ayah.. aku ingin kau cepat sadar, aku tidak bisa menghadapinya sendiri”

            Kintan keluar dari ruangan Andi. Andi membuka mata dan meneteskan air mata.
CUT TO:

SCENE 034.D.INT.KANTOR ARIF
CAST: KINTAN, ARIF, HARRY

            Kintan memasuki ruangan Arif, didalam ruang kerja kantor Arif sedang ada Haryy. Arif pun menyuruh Harry keluar dari ruangannya dengan segera. Harry keluar. Kintan berdiri di depan meja Arif, Arif duduk di belakang meja. Kintan melihat dekorasi ruangan kerja kantor Arif yang sangat klasik. Kintan melihat meja Arif. Kintan terkejut namun menahannya dengan senyuman.

Arif: “ada apa kau kesini?”
Kintan: “aku hanya berkunjung” (menaruh tas dibangku)
Arif: “kau fikir ini taman wisata”
Kintan: “ya, taman wisata yang menggunakan konsep klasik” (tertawa)
Arif: “sabtu nanti kamu ada acara?”
Kintan: “kalau pun ada aku akan meng-cancel nya hanya untuk kamu”
Arif: “baguslah, ada hal penting yang mau kubicarakan” (menatap Kintan).
Kintan: “aku juga” (mengambil tas di bangku dan berlalu begitu saja).
CUT TO:

SCENE 035.N.INT.RUMAH KINTAN
CAST: KINTAN, ANDI

            Kintan tiba dirumahnya, Kintan terkejut yang melihat ayahnya sedang menikmati secangkir teh dan membaca berita bisnis saham melalui internet. Kintan mengambil tab intaangd.blogspot.co.id milik ayahnya dan meletakannya di meja. Lalu Kintan duduk di kursi.

Kintan: “ayah ini.. kenapa belum sembuh benar sudah pulang?”
Andi: “dokter yang mengizinkan ayah pulang. Keadaan ayah juga sudah stabil”
Kintan: “walau begitu, tetap saja ayah tidak boleh pulang dahulu”
Andi: “apa yang kau ingin katakan pada ayah?”
Kintan: “mak.. maksud ayah?”
Andi: “kamu mengatakannya di rumah sakit”
CUT TO:

SCENE 036.D.EXT.TAMAN
intaangd.blogspot.co.id
CAST: KINTAN, ARIF
            Kintan sedang lari pagi di taman. Sambil menangis dia menghitung semua langkahnya. Arif yang sedang menuju ke kantor bertemu intan. Arif keluar dari mobilnya, dan menahan pundak Kintan. Kintan hanya menunduk sambil terus menangis.

Arif: “ada apa? (Kintan tidak menjawab) katakan! Ada apa? (Kintan tetap tidak menjawab) bisa kamu katakana padaku?”

            Kintan pergi meninggalkan Arif. Arif hanya menatapnya dengan penuh Tanya.
CUT TO:

SCENE 037.D.INT.KANTOR KINTAN
CAST: KINTAN, BERNARD, JAMES, FANNY

            Kintan sedang memeriksa hasil kerja hari ini. Jam makan siang sebentar lagi. Datanglah Bernard dan James.

Fanny: “{ada yang bisa saya bantu}?” (mentap James).
Bernard: “{saya ingin bertemu dengan Kintan}”
Fanny: “{apa sudah membuat janji?}”
Bernard: “{katakan saja padanya, pak Bernard datang}”
Fanny: “{ok. Tunggu sebentar}”

            Fanny masuk keruangan Kintan.

Fanny: “ada yang ingin bertemu”
Kintan: “siapa?”
Fanny: “Mr.Bernard dan seorang anak laki”
Kintan: “benarkah? Suruh dia masuk”
            Bernard dan James masuk. Kintan menyambutnya dengan gembira dan senyum sumringah.

Kintan: “{hey. Bagaimana kabarmu James?}”
James: “{semakin membaik. Apa kamu bisa membawa ku ke puncak gunung?}”
Kintan: “{hmm.. untuk apa?}”
James: “{aku ingin menghapus semuanya disana. Ayah bilang kamu bersedia menemaniku}”
Kintan: “{ok. Tetapi kamu harus ikut tante dulu}”
James: “{kemana?}”
Kintan: “{itu rahasia, kenapa kamu membawa James kesini?}”
Bernard: “{aku tahu, kamu itu orang sibuk}”
Kintan: “{ok. Selama dia disini aku akan menemaninya dan membuatnya bahagia}”

            Bernard dan Kintan hanya tersenyum.
CUT TO:
intaangd.blogspot.co.id

SCENE 038.D.EXT.TAMAN REKREASI
CAST: KINTAN, JAMES

            Kintan mengajak James ke taman rekreasi. James sangat senang. Bahkan sampai tertawa terbahak-bahak. Kintan dan James juga sempat foto bersama dan makan bersama.

James: “{terima kasih. Kita tidam perlu ke puncak gunung. Di tempat ini aku sudah bisa melupakan semuanya}”

            Kintan hanya tersenyum. Menggandeng tangan James. Lalu membei es krim.
CUT TO:
SCENE 039.D.INT.RESTORAN
CAST: KINTAN, ARIF

            Kintan dan Arif saling menatap. Arif memutuskan untuk bicara terlebih dahulu.

Arif: “sebenarnya, aku bukan..”
Kintan: “mari kita akhiri semuanya disini. Aku tahu kamu bukan Arif yang aku cari. Kamu seorang kakak bernama Arif Rahman Wicaksono dan mempunyai adik bernama Arif Setyo Wicaksono”
DISSOLVE TO:

            Saat Kintan pertama kali ke ruangan kantor Arif, disitu tertera. Direktur utama dengan nama ‘Arif Rahman Wicaksono’. Lalu Kintan yang mencari tahu tentang keluarga Arif.

Kintan: “tolong kamu cari tahu tentang keluarga Pak Arif ya”
Fanny: “untuk apa bu?”
Kintan: “kerjakan saja”
DISSOLVE END.

Arif: “maaf. Tapi aku mulai mencintaimu dengan tulus. Jadi apakah kamu masih menerimaku?”
Kintan: “semuanya sudah terlambat untuk di lakukan. Dan Arif yang sebenarnya, dia meninggal karena berusaha meyelamatkanmu saat tenggelam di Kolam, padahal yang sebenarnya kamu bisa berenang” (pergi berlalu begitu saja).
Arif: “kintan..”
CUT TO:

SCENE 040.D.INT.RUMAH SAKIT
CAST: KINTAN, ANDI, DONY, DOKTER
            Kintan mentap lampu di depan matanya. Dokter mendorong tempat tidur Kintan ke ruang operasi. Andi duduk dengan rasa cemas, ayahnya mengingat pembicaraannya dengan Kintan di rumah.
DISSOLVE TO:

             (back to scn 035) Kintan sedang berbincang-bincang dengan ayahnya.

Andi: “kamu mengatakannya di rumah sakit”
intaangd.blogspot.co.id
Kintan: “saat itu aku menemui dokter Liza, ia mengatakan aku harus segera melakukan operasi karena kankek ini sudah menyebar ke system saraf”

DISSOLVE END.

Dony keluar dari lift dan berlari menuju ruang operasi. Dony melihat Andi yang sedang menunduk menahan air mata. Sementara Kintan sedang persiapan bius. Kintan meneteskan air mata.

            DISSOLVE TO:

            (back to scn 033) Kintan mengingat apa yang dikatakan dokter Liza.

Dokter: “kamu harus segera di operasi, karena kankermu sudah mulai menjalar ke system saraf, bahkan jika telat dilakukan maka..”
Kintan: “berapa persen keberhasilan operasi itu? (dokter hanya terdiam) katakan saja!”
Dokter: “sekita 30%”
Kintan: “berikan aku obat”
Dokter: “tidak bisa, kamu harus dioperasi”
Kintan: “aku butuh obat saja, tidak perlu yang lain. Tapi jika dokter tidak memberikannya, lebih baik aku mati dengan penyakit ini”
Dokter: “bukan begitu, tapi ini semua demi kebaikan kau sendiri”

            Kintan keluar dari ruangan dokter Liza.

DISSOLVE END.

            Berjam-jam sudah Kintan dioperasi. Dokter keluar dari ruang operasi.

Dokter: “keluarga Kintan?”
Andi: “iya, bagaimana keadaannya?”
Dokter: “dia telah meninggal”
Andi: “apa? Bagaimana bisa, kau seorang dokter harus bisa menyelamatkannya”
Dokter: “semua tergantung kehendaknya. Kami dokter sudah berusaha semaksimal mungkin”
FADE OUT.
intaangd.blogspot.co.id

FADE IN:
SCENE 041.D.INT.PESAWAT
CAST: DONY, ANDI, ARIF, FANNY, BERNARD, JAMES, SISKA

            Dony tertawa melihat foto-fotonya bersama Kintan. Andi menatap semua penghargaan yang Kintan dapatkan. Fanny tertawa mengingat saat Kintan memakai baju non-formal saat ke kantor karena terburu-buru  ingin menemui Arif. Bernard mentap email yang Kintan kirim, namun tidak pernah dibacanya. Ternyata semua tentang penyakitnya. James mengenang Kintan melalu foto-fotonya saat di taman rekreasi. Arif berada intaangd.blogspot.co.id di dalam pesawat, dia menuliskan di buku catatannya “Salamat jalan, Kintan” lalu mentap jendela pesawat, dan terbayang wajah Kintan yang sedang tersenyum. Siska mengingat masa kecil Kintan dan saat Kintan meminta maaf dengan tulus saat di depan rumah Kintan. Lalu Siska meninggalkan pemakaman yang di nisan bertuliskan ‘Kintan Putri Subianto’.
FADE OUT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH SHOOTING SCRIPT

SHOOTING SCRIPT NO. VIDEO AUDIO KETERANGAN 1. Pemandangan dan suasana kota tua MUSIK INSERT 2. Roda kendaraan yang lewat MUSIK INSERT 3. Kendaraan dan jalan kota tua MUSIK INSERT 4. Kaki pengunjung kota tua MUSIK INSERT 5. Keramaian kota tua MUSIK INSERT 6. Seniman kota tua MUSIK INSERT 7. Wajah seniman seniman kota tua MUSIK INSERT 8. Pedagang kaki lima kota tua MUSIK INSERT 9. Café batavia (Panning tulisan café) NARASI PENJELASAN BATAVIA 10. Café batavia (Button up dari depan café) NARASI PENJELASAN BATAVIA 11. Foto Batavia (zaman dulu) NARASI PENJELASAN BATAVIA

CONTOH BREAKDOWN DARI SCENE

Tugas membuat Break Down dari scene yang diberikan ! Scene: SCN=017. EXT.SEBUAH JALAN_MALAM -FAUZAN, -TONO, -JOKO, -BAGUS                 SOSOK MIRIP POCONG TIBA-TIBA TERJATUH DARI ATAS POHON DAN TERGANTUNG DISITU. TONO, BAGUS, DAN JOKO KAGET. BAGUS DAN JOKO LANGSUNG LARI KETAKUTAN. SEMENTARA TONO TAMPAK GEMETARAN. intaangd.blogspot.co.id TONO LARI TERBIRIT-BIRIT SAMBIL BERTERIAK. FAUZAN TERTAWA LEPAS DI ATAS POHON SAMBIL MEMEGANG TALI TANG DIPAKAI UNTUK MENGIKAT GULING YANG DISANGKA POCONG. FAUZAN TURUN MENGAMBIL BUKU TONO. FAUZAN                 Lumayan.. tinggal nyontek (tertawa lepas) intaangd.blogspot.co.id intaangd.blogspot.co.id intaangd.blogspot.co.id intaangd.blogspot.co.id BREAK DOWN NO EPISODE SCN PEMAIN E/I D/N SETTING PROPERTY COSTUM KET 17 - 17 FAUZAN EXT N SEBUAH JALAN TALI - DI

CONTOH SHOTLIST ILM

NO SCENE SHOT TOS VIDEO AUDIO 1 EXT. GANG WARKOP-DAY 1 FS ALIYAH, ADFIL & KRISTIN MENGGUNAKAN KEBAYA KELUAR DARI GANG DAN TERLIHAT SENANG ILUSTRASI 2 EXT. DI DEPAN WARKOP-DAY 2 MS DINI, SANDRA & VIKA MEMAKAI BAJU BIASA SEDANG DUDUK SAMBIL MENGOBROL ATM-ILUSTRASI 3 FS ALIYAH. ADFIL & KRISTIN MENGGUNAKAN KEBAYA DAN DINI, SANDRA & VIKA MEMAKAI BAJU BIASA BERPAPASAN intaangd.blogspot.co.id ATM 4 CU DINI MENYELA ALIYAH, ADFIL, KRISTIN YANG MENGGUNAKAN KEBAYA ATM 5 MCU KRISTIN MENJAWAB ATM 6 MCU ALIYAH MENJELASKAN BCKSND 3 INT. KAMAR-DAY 7 KS ADFIL PAKAI BAJU